Senin, 03 Januari 2011

Sampah

Sampah, adalah sebuah kata yang terdengar tidak asing di telinga kita.  
Salah satu dampak sampah yang merugikan
Sampah menurut id.wikipedia adalah material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka Sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya. Sedangkan menurut saya sendiri, sampah adalah sebuah bahan sisa atau bahan atau materi bekas pakai oleh manusia yang
sudah tidak dapat dipakai atau digunakan lagi. Definisi tentang sampah menurut saya berbeda-beda bagi setiap orang. 

Bicara tentang sampah, di ibukota kita tercinta, Jakarta. Per harinya, setidaknya ada 6.500 ton sampah di Ibukota yang diangkut oleh Dinas Kebersihan DKI Jakarta. Meski demikian,
masih ada 28 persen sampah yang berserakan dan bahkan masuk ke aliran sungai. "Belum semua terangkut karena masih minimnya armada pengangkut. Selain itu di tingkat RT maupun RW masih ada yang tidak ada bak penampungan sampah sementara. Ada juga yang susah gerobak pengangkut sampahnya sehingga sulit terangkut sampai ke truk," tutur Ubai.


Menurut dia, sampah di DKI, 55 persennya merupakan sampah organik dan sisanya adalah sampah nonorganik. Sampah organik yang banyak ditemui antara lain sisa sayuran dan kertas.

"Sampah non organiknya ada plastik, botol, seng, besi, pecahan kaca, gelondongan kayu, nilon dan bahan industri," imbuh Ubai.

Kebanyakan sampah yang masuk ke aliran sungai adalah jenis nonorganik. Karena merupakan jenis nonorganik, maka bila sampah menumpuk dapat menyumbat kali dapat menyebabkan banjir.

Terkait kenaikan volume sampah, memang ada indikasi naik karena jumlah penduduk Jakarta yang juga meningkat. Meski begitu kenaikan tidak terlalu tinggi. "Kadang naik, kadang sedang," lanjutnya. Begitu seperti dikutip dari detiknews.
Jelas saja sampah merupakan faktor utama yang membuat sejumlah daerah di ibukota banjir. Bagaimana tidak, per hari Dinas Kebersihan DKI Jakarta harus mengangkut 6.500 ton sampah per hari dan 28 persen sampah yang berserakan atau tidak terangkut.

Padahal jika dikelola dengan baik, sampah tidak akan menghasilkan berbagai macam kerugian seperti banjir, bau tidak sedap dan lain sebagainya. Sampah bisa menjadi sumber tenaga listrik alternatif. Seperti dikutip dari edukasi.kompas.com : kota Denpasar, Bali yang sudah dapat mengelola sampah menjadi energi alternatif di TPA Suwung. "Uji coba yang telah dilakukan oleh PT Navigat Organic Energy Indonesia (NOEI) telah menghasilkan energi listrik satu Megawatt (MW)," kata Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Denpasar, I Ketut Wisada, SE, MSi di Denpasar, Minggu (24/5).

Ia mengatakan, peningkatan kapasitas energi dilakukan secara bertahap, hingga akhir 2009 diharapkan bertambah menjadi empat MW hingga akhirnya total menghasilkan 9.6 MW.

Pupuk Kompos dari sampah organik
Sampah juga dapat didaur ulang atau diolah menjadi bahan yang lebih berguna lagi. Diantaranya, adalah sampah organik atau sampah sampah yang bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau atau kompos. Kompos atau pupuk kompos bisa dipakai sebagai penyubur tanaman layaknya pupuk.

Salah satu hasil daur ulang sampah anorganik
Selain itu sampah juga bisa dijadikan aksesoris yang bernilai tinggi, dan tergantung dari orang yang mengolah sampah tersebut. Diantaranya bisa menjadi tas plastik, tempat tissue, sandal, taplak meja dan lain sebagainya.


Itulah beberapa kelebihan sampah yang selalu menjadi momok yang menakutkan bagi sebagian masyarakat. Semoga kedepaannya pengelolaan sampah bisa menjadi lebih baik lagi sehingga resiko banjir dapat diminimalisir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar